Savana Besar Cikasur, 26-10-2014

Adalah mas Anggit - Ponorogo (Topi terbalik) tidak bisa berbahasa madura, dengan otomatis hanya bisa tersenyum simpul saat melihat kami tertawa, mungkin yang membuatnya tersenyum adalah karena kami terlihat lucu saat tertawa,
Savana Cikasur
Savana Besar Cikasur

Ayu (Kerudung coklat) begitu dia selalu dipanggil, entah siapa nama lengkapnya. orangnya ceria beberapa kali dengan dengan berapi-api memberi semangat saat kami berjuang melawan medan terjal lereng Argopuro.

Diyah (kerudung biru), walau katanya hampir pingsan saat naik di cemoro panjang, selalu memperlihatkan semangat 45 demi keingintahuannya pada savana cantik ini.

Gunawan (jaket sweeter), memiliki jam terbang tinggi untuk sekitaran lereng Argopuro juga berambisi untuk sikat habis selada air di sungai kolbu cikasur - katanya sih dengan membawa oleh-oleh selada air adalah sebagai bukti bahwa dia benar-sampai di Savana cikasur.

Saya Sendiri - Muhid (Rompi Ijo), meskipun pengalaman jauh dibawahnya mas Gunawan tanpa musyawarah mufakat langsung di daulat menjadi guide saat itu, tidak heran karena memang hanya saya yang tidak memiliki pasangan, jadi saya sengaja diminta menjadi penunjuk jalan. dan selebihnya tidak ada kelebihan yang saya miliki.

Setelah merasakan trek beratnya cemoro panjang (markandeng) dengan tanjakan berdebu setinggi betis orang dewasa akhir sampai di mata air 2, melakukan ritual pamit di "Penyonsonan" sambil meletakkan sebatang rokok akhirnya kami sampai di Alun-alun pertama,

Disini kami ambil dokumentasi sebentar kemudian melanjutkan perjalan. Tiba di alun-alun berikutnya kami sangat terkejut karena semua sudah berwarna hitam arang habis terbakar. 

Kamipun merasa was-was jangan-jangan sampai di savana cikasur kami juga akan mendapatkan hal serupa. namun ternyata kekhawatiran kami tidak terjadi karena sampai disana kami masih disambut rerumputan yang cantik meskipun sudah mulai mengering, beberapa kumpulan bunga pelangi sedap dipandang juga tak lupa turut mengobati rasa lelah selama perjalanan

Sesampainya di Savana besar Cikasur kegiatan pertama yang kami lakukan adalah membuka kembali bekal yang sudah kami persiapkan dari rumah.

Kami berlima duduk ditepian sungai kolbu dan dengan lahap mulai menikmati hidangan sederhana namun terasa sangat nikmat sambil diselingi canda-tawa renyah, apalagi saat itu kami lupa bahwa sambel tidak bisa melengkapi santapan, wah kenikmatan jadi berkurang 30%.
Savana Cikasur
Menuju Selada Air
Selepas acara makan-makan, kami mulai berpencar untuk menikmati kecantikan Cikasur, saya, Gunawan, dan Diyah memutuskan untuk terjun kesungai sembari memetik selada air, sedangkan dua orang teman lain tidak berani turun merasakan dinginnya air sungai kolbu.

Sayup-sayup kadang terdengar teriakan burung merak, dan yang paling mengejutkan ada tiba-tiba terdengar bunyi mesin  dan air yang cukup keras padahal itu hanya paduan suara daun cemara yang terkena angin sehingga menimbulkan suara-suara tersebut.
Savana Cikasur
Shelter Cikasur

sekian dulu sob, bersambung lain waktu...

Artikel Lainnya

First

2 comments

Selamat malam mas muhid.... kalau berkenan saya minta kontak mas muhid, ada beberapa hal yang mau saya bicarakan :)

Balas

perjalanan hati...

Balas